Klasifikasi Tumbuhan Paku Pteridophyta
Terdapat sekitar 20.000 spesies tumbuhan paku
yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Klasifikasi tumbuhan paku dapat
dilakukan berdasarkan, antara lain sebagai berikut.
· Ada atau tidak adanya daun, serta bentuk dan susunan daunnya.
· Susunan sporangium, jenis, bentuk, dan ukuran sporanya.
· Bentuk, susunan anatomi tubuh, dan lain-lain.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) diklasifikasikan
menjadi empat subdivisi, yaitu Psilopsida (paku purba), Lycopsida (paku kawat),
Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda), dan Pteropsida (paku sejati).
1. Psilopsida (Paku Purba)
Psilopsida (Yunani, psilos = telanjang) merupakan tumbuhan paku purba
(primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai
fosil. Tumbuhan ini diduga hidup pada periode antara zaman Silurian dan Devonian.
Hanya beberapa spesies yang masih hidup di bumi saat ini, misalnya Psilotum
nudum.
Ciri-cirinya :
Hidup pada zaman purba.
Tingginya 30 cm – 1 m.
Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Memiliki rizom yang dikelilingi rizoid.
Hidup pada zaman purba.
Tingginya 30 cm – 1 m.
Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Memiliki rizom yang dikelilingi rizoid.
Namun ada beberapa pengecualian terhadap paku-paku purba yang
telah memiliki daun.
Ciri-cirinya sebagai berikut :
1. daunnya berukuran kecil dan seperti sisik.
2. batangnya bercabang, berklorofil, dan sudah memiliki pembuluh pengangkut untuk mengangkut air dan garam mineral.
3. sporangium dibentuk di ketiak ruas batang.
4. gametofit tersusun dari sel-sel yang tidak berklorofil.
Ciri-cirinya sebagai berikut :
1. daunnya berukuran kecil dan seperti sisik.
2. batangnya bercabang, berklorofil, dan sudah memiliki pembuluh pengangkut untuk mengangkut air dan garam mineral.
3. sporangium dibentuk di ketiak ruas batang.
4. gametofit tersusun dari sel-sel yang tidak berklorofil.
Paku purba memiliki struktur tubuh yang relatif masih sangat
sederhana, dengan tinggi sekitar 30 cm – 1 m. Sporofit (2n) pada umumnya tidak
memiliki daun dan akar sejati, tetapi memiliki
rizom yang dikelilingi rizoid. Pada paku purba yang memiliki daun,
ukuran daun kecil (mikrofil) dan berbentuk seperti sisik. Batang
bercabang-cabang dikotomus, berklorofil, dan sudah memiliki sistem vaskuler
(pembuluh) untuk mengangkut air serta garam mineral. Sporangium dibentuk di
ketiak ruas batang. Sporangium menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama (homospora). Gametofit (n) tersusun dari sel-sel yang tidak
berklorofil sehingga zat organik didapatkan dan simbiosis dengan jamur.
Jenis paku yang termasuk Psilopsida, antara lain Rhynia
(paku tidak berdaun) yang telah memfosil. Psilopsida yang saat ini masih hidup
di bumi, yaitu Tmesipteris,
ditemukan tumbuh di kepulauan Pasifik. Sementara Psilotum tumbuh di
daerah tropis dan subtropis.
2. Lycopsida (Paku Kawat)
Lycopsida
(paku kawat/paku rambut) disebut juga club
moss (lumut gada) atau ground
pine (pinus tanah), tetapi sebenarnya bukan merupakan lumut atau
pinus. Lycopsida diduga sudah ada di bumi pada masa Devonian, dan tumbuh
melimpah selama masa Karboniferus. Lycopsida yang hidup pada masa tersebut kini
telah menjadi fosil atau endapan batubara. Pada masa Karboniferus, Lycopsida
berukuran tubuh besar (sekitar 3 m) hidup di rawa rawa selama jutaan tahun,
tetapi punah ketika rawa-rawa tersebut mulai mengering. Sementara Lycopsida
yang berukuran kecil dapat bertahan hidup hingga sekarang. Lycopsida banyak
tumbuh di hutan-hutan daerah tropis, tumbuh di tanah atau epifit di kulit pohon,
tetapi tidak bersifat parasit.
Ciri-ciri
paku kawat :
· Hidup pada zaman purba.
· Paku kawat saat ini sudah menjadi fosil atau endapan batubara.
· Saat zaman purba, paku kawat rata-rata berukuran 3 m dan hidup di rawa-rawa.
· Paku kawat punah saat rawa-rawa tersebut kering
· Paku kawat yang berukuran kecil masih bisa bertahan hidup sampai sekarang dan hidup di hutan-hutan tropis, di tanah atau epifit di kulit pohon, tetapi tidak bersifat parasit.
· Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun seperti rambut atau sisik.
· Batang berbentuk seperti kawat.
· Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil.
· Makanan diperoleh dari hasil bersimbiosis dengan jamur.
3. Sphenopsida atau Equisetopsida (Paku Ekor Kuda)
Sphenopsida
disebut paku ekor kuda (horsetail)
karena memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran
sehingga menyerupai ekor kuda. Paku ekor kuda sering tumbuh di tempat berpasir.
Sporofitnya berdaun kecil (mikrofil) atau berbentuk sisik, warnanya agak
transparan dan tersusun melingkar pada batang. Batang Sphenopsida berongga dan
beruas-ruas. Batang tampak keras karena tersusun oleh sel-sel dengan dinding
sel mengandung silika (sehingga dikenal juga sebagai scouring rushes atau ampelas,
yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok). Batang memiliki rizom. Pada
ujung beberapa batang terdapat strobilus yang di dalamnya terdapat sporangia.
Sporangium menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama, tetapi ada yang
berjenis jantan maupun betina, sehingga paku ekor kuda disebut sebagai paku
peralihan.
Ciri-ciri
:
1. Memiliki percabangan batang yang khas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga menyerupai ekor kuda.
2. Tumbuh di tempat berpasir.
3. Sporoitnya berdaun kecil atau berbentuk sisik warnanya transparan dan tersusun melingkar pada batang.
4. Batang berongga dan beruas-ruas
5. Menghasilkan spora demean bentuk dan ukuran yang sama, tetapi jenusnya berbeda.
6. Gametofitnya berukuran kecil dan mengandung klorofil.
7. Berasal dari genus Equisetum.
8. Pada saat zaman purba, tinggi sphenopsida tingginya mencapai 15 m.
9. Namun ada beberapa diantara Shenopsida yang masih bisa hidup sampai sekarang.
4. Pteropsida (Paku Sejati)
Pteropsida (paku sejati) atau pakis merupakan kelompok tumbuhan paku yang sering kita temukan di berbagai habitat, terutama di tempat yang lembap. Pteropsida hidup di tanah, di air, atau epifit di pohon. Pteropsida yang hidup di hutan hujan tropis sangat beraneka ragam jenisnya, namun Pteropsida juga ditemukan di daerah beriklim sedang (subtropis).Sporofit Pteropsida memiliki akar, batang, dan daun. Ukuran batang bervariasi; ada yang kecil dan ada pula yang besar seperti pohon. Batangnya berada di bawah permukaan tanah (rizom).
Daun Pteropsida berukuran lebih besar dibanding kelompok tumbuhan paku lainnya. Pada umumnya daun berbentuk lembaran, berukuran besar (makrofil), dan majemuk (terbagi menjadi beberapa lembaran), dengan tulang daun bercabang-cabang. Daun yang masih muda menggulung (circinate). Pteropsida memiliki sporofil (daun yang menghasilkan spora) dan tropofil (daun untuk fotosintesis dan tidak mengandung spora). Pada sporofil terdapat sporangium yang terkumpul di dalam sorus di bawah permukaan daun. Pada Pteropsida yang hidup di air, sporangium terkumpul alam sporokarp.
Gametofit Pteropsida memiliki klorofil, dengan ukuran yang bervariasi (disebut juga protalium). Gametofit bersifat biseksual atau uniseksual.
Terdapat sekitar 12.000 spesies Pteropsida, antara lain Adiantum fimbriatum, Asplenium nidus, dan Marsilea crenata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar