Jumat, 05 Desember 2014

Tumbuhan Paku (Pteridophyta)



Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku atau Pterydophyta tergolong tumbuhan Cormophyta kaena sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku memiliki cara hidup yang bemacam-macam, ada yang saprofit, epifit, hidup di tanah, atau di air. Tumbuhan ini juga mengalami metagenesis seperti lumut tetapi bebeda pada fase yang dominant. Pada tumbuhan paku fase yang lebih dominan adalah pada fase sporofit dibandingkan dengan gametofit sehingga tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari merupakan fase sporofit.

Pada umumnya, tumbuhan paku banyak hidup pada tempat lembap sehingga disebut sebagai tanaman higrofit. Pada hutan-hutan tropik dan subtropik, tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, tersebar mulai dari tepi pantai sampai ke lereng-lereng gunung, bahkan ada yang hidup di sekitar kawah gunung berapi.

Karakteristik Tumbuhan Paku

Secara umum, ciri-ciri tumbuhan paku mempunyai:
1. Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,
2. Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
3. Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh,
4. Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral dari dalam tanah,
5. Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
6. Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi kaliptra,
7. Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,
8. Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung.

 
Berdasarkan bentuk, ukuran dan susunan daunnya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi:

1. Daun mikrofil (daun kecil), berbentuk seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan bertulang daun serta belum memperlihatkan diferensiasi sel.

2. Daun makrofil (daun besar), ukurannya besar, bertangkai, bertulang daun, dan bercabang-cabang serta sel-selnya sudah terdiferensiasi dengan baik.

Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi:


1. Daun tropofil, daun yang khusus sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis,

2. Daun sporofil, daun yang berfungsi sebagai penghasil spora.

Spora dibentuk di dalam sporangium (kotak spora) yang terkumpul di dalam suatu badan yang disebut sorus yang terletak di bawah permukaan daun sporofil, berupa bintik-bintik kuning, cokelat, atau cokelat kehitaman. Swaktu masih muda, sorus dilindungi oleh selaput tipis yang disebut indisium.

Reproduksi Tumbuhan Paku

Reproduksi tumbuhan paku berlangsung secara metagenesis. Reproduksi vegetatif dengan spora haploid (n) yang dihasilkan oleh tumbuhan paku. Jadi, tumbuhan paku merupakan tumbuhan dalam fase sporofit (penghasil spora). Reproduksi generatif terjadi melalui peleburan antara spermatozoid dan ovum yang dihasilkan oleh protalium. Jadi, protalium yang berbentuk talus merupakan fase gametofit (penghasil gamet).

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakn atas 3 golongan, yaitu:

a. Paku homospora (isospora), yaitu tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu macam ukuran spora. Contoh: Lycopodium sternum (paku kawat).

b. Paku heterospora (anisospora), yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu mikrospora (berkelamin jantan yang berukuran kecil) dan makrospora (spora berkelamin betina yang berukuran besar). Contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella (paku rane).

c. Paku peralihan, yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Satu berjenis kelamin jantan dan yang lain berjenis kelamin betina. Contohnya adalah Equisetum debile (paku ekor kuda).

Manfaat Tumbuhan Paku

  Tumbuhan paku memiliki beberapa nilai ekonomis bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut:
1. Tanaman hias, contohnya suplir dan paku ekor kuda.
2. Untuk sayuran, misalnya semanggi dan beberapa jenis daun tumbuhan paku yang masih muda.
3. Bahan obat-obatan, misalnya paku kawat.
4. Pupuk hijau, mislanya Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae (ganggang hijau-biru) dapat mengikat nitrogen bebas dari udara.


 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar